Hari ini saya membaca sebuah koran nasional yang salah satu kolomnya diisi oleh menteri BUMN kita, Dahlan Iskan. Beliau menuliskan perkembangan dan langkah-langkah BUMN. Termasuk tentang pembangunan infrastrukstur bandara yang akhir-akhir ini berkembang pesat. Saya baru tahu ada BUMN yang baru berdiri dinamakan AirNav Indonesia. Tugas BUMN baru ini untuk mengatur air traffic bandara di Indonesia agar tidak terjadi labil penerbangan (hehehe…). Saya mengikuti gebrakan-gebrakan yang dilakukan BUMN sejak dipegang oleh DI. Mulai dari mobil listrik, pabrik gula, pabrik kertas, pabrik semen, perusahaan dirgantara, dll. Keren dan hasilnya nyata. Salut! Tapi kemudian saya jadi berpikir, kalau dulu kerjanya menteri BUMN apa ya? Lalu bagaimana dengan menteri yang lain? Pertanian mulai beras sampai kedelai impor, ternak juga impor. Hhmm, sepertinya kali ini saya harus manut pak DI, biarkan saja orang lain seperti apa, tidak usah membicarakan yang penting kita kerja…kerja…kerja!
Beberapa minggu belakangan saya juga mengikuti perkembangan Festival GIM (Gerakan Indonesia Mengajar), kerja bakti yang didukung oleh berbagai lapisan masyarakat dengan satu tujuan, semua turun tangan untuk pendidikan Indonesia. Pastinya semua orang sudah mengetahui nama dibalik gerakan ini, Anies Baswedan. Yap, beliaulah yang sejak awal dengan penuh semangat menginspirasi kita semua untuk turun tangan “bayar hutang” kepada bangsa kita. Hutang untuk memberikan pendidikan yang layak untuk seluruh rakyat Indonesia. Gerakan Indonesia Mengajar yang mulanya hanya mengirimkan generasi muda terbaik bangsa untuk mengabdi di daerah terpencil selama satu tahun. Sekarang GIM terus berkembang ke bentuk lain seperti Kelas Inspirasi. Dalam kegiatan ini selama satu hari, para profesional di bidangnya turun langsung cuti untuk mengajar dan memberi inspirasi murid-murid SD. Sebenarnya hal ini sangat lazim dilakukan di sekolah-sekolah Internasional, biasa disebut Career Day (biasanya melibatkan orang tua murid). Namun kegiatan semacam ini tentunya menjadi suatu kegiatan yang mewah untuk murid-murid SD di sekolah pinggiran yang tidak berkesempatan untuk merasakannya. Lebih luar biasa lagi semangat seorang Anies Baswedan ini menyengat kepada teman-teman volunteer Kelas Inspirasi Jawa Timur. Terharu melihat semangat mereka, bergerak bersama untuk mewujudkan Kelas Inspirasi di kota-kota di Jawa Timur. You rock guys! Kembali saya harus mengatakan salut untuk pak Anies yang telah berhasil menggerakkan kita semua.
Masih ada tokoh-tokoh lain yang tidak mungkin saya tuliskan satu persatu kiprahnya. Seperti misalnya Bu Risma (Walikota Surabaya), Jokowi-Ahok (Gub-Wagub Jakarta), Ridwan Kamil (Walikota Bandung, inisiator Indonesia Berkebun), Dino Patti Djalal (Dubes Indonesia untuk Amerika yang beberapa waktu lalu mempelopori Diaspora), Mbak Ainun (Akademi Berbagi), Shafiq Pontoh (Indonesia Berkibar), dan rock stars (orang keren) lainnya yang sekali lagi tidak bisa saya tuliskan satu persatu. Pastinya saya mengagumi mereka semua. Mereka memberikan inspirasi, lead by example dan bergerak menghasilkan karya nyata untuk bangsa Indonesia. Tidak sekedar kata-kata lip service bahkan tanpa perlu memasang baliho bermeter-meter persegi yang mengganggu pemandangan kota. Let’s back to our precious local wisdom of leadership by Ki Hajar Dewantara.
Beberapa minggu belakangan saya juga mengikuti perkembangan Festival GIM (Gerakan Indonesia Mengajar), kerja bakti yang didukung oleh berbagai lapisan masyarakat dengan satu tujuan, semua turun tangan untuk pendidikan Indonesia. Pastinya semua orang sudah mengetahui nama dibalik gerakan ini, Anies Baswedan. Yap, beliaulah yang sejak awal dengan penuh semangat menginspirasi kita semua untuk turun tangan “bayar hutang” kepada bangsa kita. Hutang untuk memberikan pendidikan yang layak untuk seluruh rakyat Indonesia. Gerakan Indonesia Mengajar yang mulanya hanya mengirimkan generasi muda terbaik bangsa untuk mengabdi di daerah terpencil selama satu tahun. Sekarang GIM terus berkembang ke bentuk lain seperti Kelas Inspirasi. Dalam kegiatan ini selama satu hari, para profesional di bidangnya turun langsung cuti untuk mengajar dan memberi inspirasi murid-murid SD. Sebenarnya hal ini sangat lazim dilakukan di sekolah-sekolah Internasional, biasa disebut Career Day (biasanya melibatkan orang tua murid). Namun kegiatan semacam ini tentunya menjadi suatu kegiatan yang mewah untuk murid-murid SD di sekolah pinggiran yang tidak berkesempatan untuk merasakannya. Lebih luar biasa lagi semangat seorang Anies Baswedan ini menyengat kepada teman-teman volunteer Kelas Inspirasi Jawa Timur. Terharu melihat semangat mereka, bergerak bersama untuk mewujudkan Kelas Inspirasi di kota-kota di Jawa Timur. You rock guys! Kembali saya harus mengatakan salut untuk pak Anies yang telah berhasil menggerakkan kita semua.
Masih ada tokoh-tokoh lain yang tidak mungkin saya tuliskan satu persatu kiprahnya. Seperti misalnya Bu Risma (Walikota Surabaya), Jokowi-Ahok (Gub-Wagub Jakarta), Ridwan Kamil (Walikota Bandung, inisiator Indonesia Berkebun), Dino Patti Djalal (Dubes Indonesia untuk Amerika yang beberapa waktu lalu mempelopori Diaspora), Mbak Ainun (Akademi Berbagi), Shafiq Pontoh (Indonesia Berkibar), dan rock stars (orang keren) lainnya yang sekali lagi tidak bisa saya tuliskan satu persatu. Pastinya saya mengagumi mereka semua. Mereka memberikan inspirasi, lead by example dan bergerak menghasilkan karya nyata untuk bangsa Indonesia. Tidak sekedar kata-kata lip service bahkan tanpa perlu memasang baliho bermeter-meter persegi yang mengganggu pemandangan kota. Let’s back to our precious local wisdom of leadership by Ki Hajar Dewantara.
Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
And…..that’s what we called LEADER!!!
Merekalah yang membuat saya lebih optimis memandang masa depan Indonesia. Terlebih lagi tahun depan bangsa kita akan punya gawe besar. Pemilihan Presiden Republik Indonesia. Sudah saatnya bangsa ini dipimpin tidak cukup oleh seorang presiden tapi seorang REAL LEADER! Pemimpin bangsa yang bisa menggerakkan seluruh komponen bangsa Indonesia. Everyone could be a president but not all of us could be the leader of this nation. Impian saya tidak muluk-muluk, setelah pemilihan presiden tahun depan saya ingin bisa lantang bangga berkata, “Yes, he is my president! He is the leader of this nation”. Semoga!
Merekalah yang membuat saya lebih optimis memandang masa depan Indonesia. Terlebih lagi tahun depan bangsa kita akan punya gawe besar. Pemilihan Presiden Republik Indonesia. Sudah saatnya bangsa ini dipimpin tidak cukup oleh seorang presiden tapi seorang REAL LEADER! Pemimpin bangsa yang bisa menggerakkan seluruh komponen bangsa Indonesia. Everyone could be a president but not all of us could be the leader of this nation. Impian saya tidak muluk-muluk, setelah pemilihan presiden tahun depan saya ingin bisa lantang bangga berkata, “Yes, he is my president! He is the leader of this nation”. Semoga!