Hari Minggu kemarin saya berkesempatan hadir di acara Surabaya Youth Carnival. Acara yang baru pertama kali diadakan di Surabaya ini cukup keren, terbukti bisa mendatangkan 6 pembicara nasional yang juga keren. Ada Anies Baswedan, Rene Suhardono, Iwan Setyawan berbagi inspirasi di sesi edukasi, lantas dilanjutkan sesi kreatif dengan pembicara Handry Satriago, Melanie Subono, Shafiq Pontoh dan (bonus pembicara) Usman Hamid.
I know it will not easy to write the inspiration that I got from them but I'll try my best :)
Anies Baswedan
Sebagai pembicara pertama Pak Anies banyak berbicara tentang arti pendidikan untuk Indonesia. Ajakan untuk turun tangan membangun bangsa ini beliau lemparkan di forum agar kedepan kita semua bisa bekerja sama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Beliau sempat meminta kita untuk menjawab 2 pertanyaan, yang pertama meminta kita menuliskan hasil 8x7 dan yang kedua meminta kita untuk membuat kalimat singkat yang berakhiran sama. Hasilnya semua peserta menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sama tapi menjawab pertanyaan kedua dengan jawaban yang sama sekali berbeda. Pak Anies mengingatkan bahwa kedepan orang-orang yang bisa menjawab pertanyaan kedua yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia. Di akhir sesi dibuka tanya jawab dan saya berkesempatan mengajukan pertanyaan sekaligus memberi komentar kepada beliau. Saya bertanya seandainya beliau terpilih menjadi presiden apa yang akan dilakukan dengan Kurikulum 2013? dan saya juga berkomentar tentang pendidikan Indonesia yang saat ini banyak melihat keluar tapi malah melupakan local content yang seharusnya justru akan berguna untuk membangun daerah-daerah di Indonesia. Beliau menjawab yang akan menjadi prioritas kedepan adalah kesejahteraan guru, tentang kurikulum jelas harus secara rutin dikembangkan tapi pelaksanaannya tentu tidak boleh tergesa-gesa, dan kunci untuk membuat pendidikan yang lebih baik terletak pada PIMPINAN SEKOLAH dan GURU. Jelaslah bahwa kedepan mutu pimpinan dan guru harus ditingkatkan apabila kita ingin bangsa ini lebih maju.
Rene Suhardono
My second time meeting him. Seperti biasanya Rene bicara banyak tentang PASSION, meski akhir-akhir ini dia cukup gerah dengan banyaknya orang yang berbicara tentang passion di sana sini tapi zero creation. Intinya Rene mengingatkan kita semua bahwa pencarian passion butuh proses, if you haven't found it yet, keep searching! Tapi yang terpenting adalah ketika kita sudah menemukan passion kita, nyatakan dalam karya kita. Let our passion speak through our creations. Kalau masih kesulitan untuk menemukan passion kita, Rene membagikan beberapa pertanyaan yang mungkin bisa membantu. Here they are: Siapa kita (Who are you)? Apa yang kita lakukan (What do you do)?Apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain? Apa yang bisa orang lain dapatkan dari kita?
Iwan Setyawan
Akhirnya setelah melihat film tentang perjalanan hidupnya (9 Summers 10 Autumns), saya berkesempatan untuk bertemu Mas Iwan, Yeay! Sosok yang cukup inspirasional buat saya, terlebih karena Mas Iwan pernah jadi New Yorker selama hampir 10 tahun (hehehe...). Kata-kata yang bisa menggambarkan sosok yang satu ini adalah humble, down to earth, dan apa adanya. Dalam sesinya Mas Iwan mengajak anak-anak muda untuk mengubah konsep berpikir tentang apa itu anak muda keren. Saat ini sudah tidak jaman anak muda keren diidentikkan dengan merk pakaian, tas, aksesoris, gaya gaul dan bicara, atau ke-alay-an. Kini saatnya anak muda berpikir nahwa yang keren adalah anak muda yang tidak malu membaca buku bacaan yang berat, aktif berkegiatan positif, berani berbeda. Sepanjang sejarah Indonesia, perubahan selalu dimulai dari anak mudanya, terakhir tahun 1998, kini sudah saatnya anak muda mulai bergerak lagi untuk membuat perubahan bagi bangsa ini.
Next session was Creativity...sesi ini berjalan lebih santai dan para pembicaranya memutuskan untuk secara simultan berbagi.
Handry Satriago
Met my favorite CEO again, it's been 4 months since the last time. You can read my writing about him before this post by the way. Kali ini si bapak berbicara tentang what can we do so we can get the creativity, langkah-langkah yang sama dilakukan di kebanyakan perusahaan besar di dunia. Associating, connecting the dots, menghubungkan mimpi itulah yang dilakukan oleh Steve Jobs. Questioning, what? why not? what if?, pertanyaan-pertanyaan semacam ini harus dibiasakan. Observing, mengamati apa yang perlu diamati, Pak Handry pernah mengharuskan timnya untuk rutin pergi menonton pertunjukan seni, meski awalnya mereka melakukan dengan berat hati, namun akhirnya bisa membantu mereka untuk lebih kreatif di tempat kerja. Experimenting, lakukan uji coba terhadap ide kita dari uji coba itu akan diketahui hasilnya dan apa yang bisa dilakukan selanjutnya. Networking, kreatifitas bisa terjadi dari berhubungan dengan orang lain.
Melanie Subono
Cewek yang satu ini jelas sudah melewati saat-saat religius dalam hidupnya, materi yang dibawakan benar-benar dalam dan mengena. Baru hari itu saya tahu bahwa Melanie adalah seorang survivor kanker, sampai saat ini pun sepertinya masih harus terus berjuang. Satu hal penting yang dibagikan adalah NO EXCUSE! Tidak ada alasan untuk tidak berkarya memberikan yang terbaik, no matter what. Tahun kemarin saat dia harus berkeliling ke seluruh Indonesia dengan berbagai kesibukannya sebagai promotor Melanie tetap bisa produktif menulis 4 buah buku (sekarang saya jadi malu kalau malas menulis blog hanya karena alasan sibuk kerja dan kuliah). Yang paling mengena saat Melanie bilang, "Kalau Lo bisa membuat alasan untuk tidak melakukan sesuatu, yakinlah bahwa yang sedang Lo kerjakan itu bukan passion Lo!" dan nasehat dari Adrie Subono, sang ayah, kepadanya, "Mel, Lo boleh jadi apa aja, mau jadi tukang sapu juga boleh, asal ada syaratnya, Lo harus janji akan jadi tukang sapu yang terbaik yang pernah ada, menyapu dengan cara yang terbaik yang pernah dilakukan" (dalam hati saya, man that's what I called PASSION!).
Shafiq Pontoh
Orang yang kaya ide :))) sepertinya manusia yang satu ini terbiasa mewujudkan apa yang dipikirkan. Penggagas Indonesia Berkibar, Indonesia Berkebun, dan Ayah Asi Indonesia. Kalau mendengar cerita awal mula ketiga gerakan sosial itu muncul kita akan terinspirasi. Indonesia Berkibar dibuat sebagai bentuk keprihatinan Mas Shafiq terhadap kondisi pendidikan di Indonesia, idenya simple, menjadi hub (penghubung) masyarakat, perusahaan, komunitas yang peduli pendidikan. Indonesia Berkebun berawal dari kesukaan Mas Shafiq memasak sambil menonton acara masak Jamie Oliver, di acara itu Jamie mengambil bahan-bahan masakannya dari kebun di dekat rumahnya, karena keinginan untuk melakukan hal yang sama akhirnya digagaslah Indonesia Berkebun. Berbeda dengan Ayah Asi Indonesia, gerakan ini berawal ketika Mas Shafiq baru memiliki anak. Karena merasa kebingungan sebagai Ayah Newbie, akhirnya bergabung di komunitas-komunitas yang mayoritas Ibu-Ibu muda, sampai akhirnya yang sering terjadi dipanggil Ibu Shafiq :))) Tidak terima begitu saja, maka memutuskan untuk membuat Ayah Asi Indonesia sebagai suatu komunitas ayah-ayah yang mendukung pemberian ASI. Komunitas ini pernah mengadakan acara Ayah Asi Lari 1K (bersama anak) yang mulanya diketawakan, karena dianggap cemen. Idenya dimulai ketika Mas Shafiq sering menemani sang istri mengikuti lomba lari 5K. Dia terpaksa harus mengajak anaknya untuk mengikuti acara tersebut. Kini acara lari ayah dan anak itu sudah menyebar di beberapa kota di Indonesia. Dari Mas Shafiq saya belajar, we even can create something good from dumb ideas.
Usman Hamid
Rocker wannabe, aktivis kontras sampai akhirnya membuat Change Indonesia yang mempermudah kita untuk membuat suatu petisi terkait dengan isu-isu sosial yang ingin kita ubah. Kembali kita diingatkan sebagai anak muda harus kritis dan berani mengubah keadaan.
Dari acara seharian itu saya semakin sadar bahwa pendidikan dan kreatifitas tidak bisa dipisahkan. Pendidikan kita butuh orang-orang dan ide-ide kreatif untuk menciptakan generasi mendatang yang tidak kalah kreatif. Sayangnya saat ini kita masih kekurangan orang-orang kreatif di dunia pendidikan. Tapi saya optimis bahwa kedepan Indonesia akan mempunyai pendidikan dan kreatifitas yang lebih baik, itu semua karena kita anak-anak mudanya terus berkarya. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? :)
Ps. Terima kasih buat panitia dan penggagas acara ini, you guys rock! Don't give up guys!
I know it will not easy to write the inspiration that I got from them but I'll try my best :)
Anies Baswedan
Sebagai pembicara pertama Pak Anies banyak berbicara tentang arti pendidikan untuk Indonesia. Ajakan untuk turun tangan membangun bangsa ini beliau lemparkan di forum agar kedepan kita semua bisa bekerja sama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Beliau sempat meminta kita untuk menjawab 2 pertanyaan, yang pertama meminta kita menuliskan hasil 8x7 dan yang kedua meminta kita untuk membuat kalimat singkat yang berakhiran sama. Hasilnya semua peserta menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sama tapi menjawab pertanyaan kedua dengan jawaban yang sama sekali berbeda. Pak Anies mengingatkan bahwa kedepan orang-orang yang bisa menjawab pertanyaan kedua yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia. Di akhir sesi dibuka tanya jawab dan saya berkesempatan mengajukan pertanyaan sekaligus memberi komentar kepada beliau. Saya bertanya seandainya beliau terpilih menjadi presiden apa yang akan dilakukan dengan Kurikulum 2013? dan saya juga berkomentar tentang pendidikan Indonesia yang saat ini banyak melihat keluar tapi malah melupakan local content yang seharusnya justru akan berguna untuk membangun daerah-daerah di Indonesia. Beliau menjawab yang akan menjadi prioritas kedepan adalah kesejahteraan guru, tentang kurikulum jelas harus secara rutin dikembangkan tapi pelaksanaannya tentu tidak boleh tergesa-gesa, dan kunci untuk membuat pendidikan yang lebih baik terletak pada PIMPINAN SEKOLAH dan GURU. Jelaslah bahwa kedepan mutu pimpinan dan guru harus ditingkatkan apabila kita ingin bangsa ini lebih maju.
Rene Suhardono
My second time meeting him. Seperti biasanya Rene bicara banyak tentang PASSION, meski akhir-akhir ini dia cukup gerah dengan banyaknya orang yang berbicara tentang passion di sana sini tapi zero creation. Intinya Rene mengingatkan kita semua bahwa pencarian passion butuh proses, if you haven't found it yet, keep searching! Tapi yang terpenting adalah ketika kita sudah menemukan passion kita, nyatakan dalam karya kita. Let our passion speak through our creations. Kalau masih kesulitan untuk menemukan passion kita, Rene membagikan beberapa pertanyaan yang mungkin bisa membantu. Here they are: Siapa kita (Who are you)? Apa yang kita lakukan (What do you do)?Apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain? Apa yang bisa orang lain dapatkan dari kita?
Iwan Setyawan
Akhirnya setelah melihat film tentang perjalanan hidupnya (9 Summers 10 Autumns), saya berkesempatan untuk bertemu Mas Iwan, Yeay! Sosok yang cukup inspirasional buat saya, terlebih karena Mas Iwan pernah jadi New Yorker selama hampir 10 tahun (hehehe...). Kata-kata yang bisa menggambarkan sosok yang satu ini adalah humble, down to earth, dan apa adanya. Dalam sesinya Mas Iwan mengajak anak-anak muda untuk mengubah konsep berpikir tentang apa itu anak muda keren. Saat ini sudah tidak jaman anak muda keren diidentikkan dengan merk pakaian, tas, aksesoris, gaya gaul dan bicara, atau ke-alay-an. Kini saatnya anak muda berpikir nahwa yang keren adalah anak muda yang tidak malu membaca buku bacaan yang berat, aktif berkegiatan positif, berani berbeda. Sepanjang sejarah Indonesia, perubahan selalu dimulai dari anak mudanya, terakhir tahun 1998, kini sudah saatnya anak muda mulai bergerak lagi untuk membuat perubahan bagi bangsa ini.
Next session was Creativity...sesi ini berjalan lebih santai dan para pembicaranya memutuskan untuk secara simultan berbagi.
Handry Satriago
Met my favorite CEO again, it's been 4 months since the last time. You can read my writing about him before this post by the way. Kali ini si bapak berbicara tentang what can we do so we can get the creativity, langkah-langkah yang sama dilakukan di kebanyakan perusahaan besar di dunia. Associating, connecting the dots, menghubungkan mimpi itulah yang dilakukan oleh Steve Jobs. Questioning, what? why not? what if?, pertanyaan-pertanyaan semacam ini harus dibiasakan. Observing, mengamati apa yang perlu diamati, Pak Handry pernah mengharuskan timnya untuk rutin pergi menonton pertunjukan seni, meski awalnya mereka melakukan dengan berat hati, namun akhirnya bisa membantu mereka untuk lebih kreatif di tempat kerja. Experimenting, lakukan uji coba terhadap ide kita dari uji coba itu akan diketahui hasilnya dan apa yang bisa dilakukan selanjutnya. Networking, kreatifitas bisa terjadi dari berhubungan dengan orang lain.
Melanie Subono
Cewek yang satu ini jelas sudah melewati saat-saat religius dalam hidupnya, materi yang dibawakan benar-benar dalam dan mengena. Baru hari itu saya tahu bahwa Melanie adalah seorang survivor kanker, sampai saat ini pun sepertinya masih harus terus berjuang. Satu hal penting yang dibagikan adalah NO EXCUSE! Tidak ada alasan untuk tidak berkarya memberikan yang terbaik, no matter what. Tahun kemarin saat dia harus berkeliling ke seluruh Indonesia dengan berbagai kesibukannya sebagai promotor Melanie tetap bisa produktif menulis 4 buah buku (sekarang saya jadi malu kalau malas menulis blog hanya karena alasan sibuk kerja dan kuliah). Yang paling mengena saat Melanie bilang, "Kalau Lo bisa membuat alasan untuk tidak melakukan sesuatu, yakinlah bahwa yang sedang Lo kerjakan itu bukan passion Lo!" dan nasehat dari Adrie Subono, sang ayah, kepadanya, "Mel, Lo boleh jadi apa aja, mau jadi tukang sapu juga boleh, asal ada syaratnya, Lo harus janji akan jadi tukang sapu yang terbaik yang pernah ada, menyapu dengan cara yang terbaik yang pernah dilakukan" (dalam hati saya, man that's what I called PASSION!).
Shafiq Pontoh
Orang yang kaya ide :))) sepertinya manusia yang satu ini terbiasa mewujudkan apa yang dipikirkan. Penggagas Indonesia Berkibar, Indonesia Berkebun, dan Ayah Asi Indonesia. Kalau mendengar cerita awal mula ketiga gerakan sosial itu muncul kita akan terinspirasi. Indonesia Berkibar dibuat sebagai bentuk keprihatinan Mas Shafiq terhadap kondisi pendidikan di Indonesia, idenya simple, menjadi hub (penghubung) masyarakat, perusahaan, komunitas yang peduli pendidikan. Indonesia Berkebun berawal dari kesukaan Mas Shafiq memasak sambil menonton acara masak Jamie Oliver, di acara itu Jamie mengambil bahan-bahan masakannya dari kebun di dekat rumahnya, karena keinginan untuk melakukan hal yang sama akhirnya digagaslah Indonesia Berkebun. Berbeda dengan Ayah Asi Indonesia, gerakan ini berawal ketika Mas Shafiq baru memiliki anak. Karena merasa kebingungan sebagai Ayah Newbie, akhirnya bergabung di komunitas-komunitas yang mayoritas Ibu-Ibu muda, sampai akhirnya yang sering terjadi dipanggil Ibu Shafiq :))) Tidak terima begitu saja, maka memutuskan untuk membuat Ayah Asi Indonesia sebagai suatu komunitas ayah-ayah yang mendukung pemberian ASI. Komunitas ini pernah mengadakan acara Ayah Asi Lari 1K (bersama anak) yang mulanya diketawakan, karena dianggap cemen. Idenya dimulai ketika Mas Shafiq sering menemani sang istri mengikuti lomba lari 5K. Dia terpaksa harus mengajak anaknya untuk mengikuti acara tersebut. Kini acara lari ayah dan anak itu sudah menyebar di beberapa kota di Indonesia. Dari Mas Shafiq saya belajar, we even can create something good from dumb ideas.
Usman Hamid
Rocker wannabe, aktivis kontras sampai akhirnya membuat Change Indonesia yang mempermudah kita untuk membuat suatu petisi terkait dengan isu-isu sosial yang ingin kita ubah. Kembali kita diingatkan sebagai anak muda harus kritis dan berani mengubah keadaan.
Dari acara seharian itu saya semakin sadar bahwa pendidikan dan kreatifitas tidak bisa dipisahkan. Pendidikan kita butuh orang-orang dan ide-ide kreatif untuk menciptakan generasi mendatang yang tidak kalah kreatif. Sayangnya saat ini kita masih kekurangan orang-orang kreatif di dunia pendidikan. Tapi saya optimis bahwa kedepan Indonesia akan mempunyai pendidikan dan kreatifitas yang lebih baik, itu semua karena kita anak-anak mudanya terus berkarya. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? :)
Ps. Terima kasih buat panitia dan penggagas acara ini, you guys rock! Don't give up guys!